Minggu, 26 Agustus 2012
Sabtu, 25 Agustus 2012
Lingkungan Hidup
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan
hidup untuk menyebutkan segala sesuatuberpengaruh terhadap kelangsungan
hidup segenap makhluk hidup di bumi. yang
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengansemua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur
lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Unsur Hayati (Biotik)
Unsur
hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di
kebun sekolah,
maka lingkungan
hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka
lingkungan hayati yang dominan adalahteman-teman atau sesama manusia.
2.
Unsur Sosial Budaya
Unsur
sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk
sosial. Kehidupan masyarakat
dapat mencapaiketeraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan
ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3.
Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur
fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup,
seperti tanah, air, udara, iklim,
dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi
kelangsungan hidupsegenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika
air tak ada lagi di muka bumi atau udara
yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung
secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati,
perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit,
dan lain-lain.
Setidaknya
ada enam permasalahan lingkungan hidup yang harus ditemukan jawabannya.
- Makanan: diperkirakan 1 dari 6 orang di dunia menderita kelaparan dan gizi buruk
- Air: diperkirakan pada tahun 2025, dua pertiga orang di dunia akan mengalami krisis air yang parah
- Energi: produksi minyak bumi mencapai puncaknya dan mulai menurun pada tahun 2010
- Perubahan Iklim: tantangan terbesar adalah perubahan iklim, akan menyebabkan meningkatnya badai, banjir, kekeringan dan hilangnya spesies
- Keanekaragaman hayati: Bumi yang sekarang telah memasuki tahap kepunahan spesies keenam terbesar
- Polusi: bahan kimia berbahaya ditemukan di semua generasi baru dan diperkirakan satu dari empat orang di dunia terpapar polusi udara yang tak sehat
Bila benar
demikian, artinya sejak lima tahun lalu, prediksi hilangnya generasi dan
hilangnya kehidupan telah dikumandangkan semakin kencang. Namun tak jua ada
upaya perbaikan pola konsumsi, khususnya di negara-negara utara. tidak adanya
komitment. Amerika Serikat dalam menurunkan emisi, merupakan sebuah gambaran
yang sangat jelas dari upaya negara tersebut untuk mempercepat kehancuran bumi.
Dengan
gambaran yang ada, tak lagi penting untuk membangun sebuah relasi yang kuat
dengan negara industri. negara-negara tropis dan negara-negara kepulauan,
merupakan penyelamat bumi yang utama. inisiatif-inisiatif yang didorongkan oleh
negara utara, tak lagi harus diikuti. negara-negara selatan, harus memilih
jalannya sendiri untuk menyelamatkan kehidupan.
Penghentian
sementara perijinan yang menghancurkan aset-aset alam di negeri ini harus
menjadi pilihan pertama. Lalu kemudian melakukan perhitungan ulang atas
aset-aset alam yang tersisa, serta kebutuhan lokal-nasional. Setelah itu,
barulah dibangun sebuah sistem baru dalam pengelolaan kekayaan alam. UU
Pengelolaan Sumberdaya Alam, bukanlah semata untuk mengatur pola eksploitasi,
tapi jauh dari itu, UU PSDA harus mengatur keberlanjutan kehidupan spesies
antar generasi.
Sumber
Ade Fadli.
2009. enam masalah lingkungan hidup.
http://timpakul.web.id/enam-masalah-lingkungan-hidup.html (dikutip tanggal 24
July 2012)
http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/lingkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-kerusakan-linkungan-dan-pelestarian-.htm
Sabtu, 21 Juli 2012
Bambu
Bambu merupakan hasil hutan non
kayu yang potensial untuk dikembangkan menjadi sumber bahan baku industri. Di
masa yang akan datang tanaman bambu dapat mendukung selain sebagai bahan baku
sarana tradisional (bangunan, alat rumah tangga, kerajinan, kesenian dll.)
dapat pula mendukung kapasitas dan kualitas hutan alam/hutan tanaman yang
selama ini menjadi sumber bahan baku industri perkayuan nasional. Selain itu bambu juga hanya memerlukan waktu untuk
dipanen yang relbambuatif singkat yaitu 3-5 tahun.
Di Indonesia jenis bambu cukup banyak, seperti bambu petung, bambu ampel, bambu apus, bambu wulung dan masih banyak jenis lainnya. Dari bermacam jenis tersebut setiap daerah memanfaatkan bambu dengan beraneka ragam dan dapat dilihat dari berbagai aspek:
a. Aspek kesenian
Bambu dapat dimanfaatkan sebagai perlengkapan bagi pentas seni seperti kesenian jatilhan dan ketoprak di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pada kesenian jathilan bambu digunakan untuk bahan membuat kuda-kudaan(jaran Kepang) maupun pembatas tempat pertunjukan dengan penonton. Sebagai alat musik seperti suling dan angklung di daerah Jawa Barat.
b. Aspek ekonomi atau mata pencaharian.
Tanaman bambu baik dalam skala kecil maupun besar mempunyai nilai ekonomi yang meyakinkan. Budaya masyarakat menggunakan bambu dalam berbagai aktivitas kehidupan Pemanfaatan bambu secara tradisional masih terbatas sebagai bahan bangunan dan kebutuhan keluarga lainnya (alat rumah tangga, kerajinan, bahan makanan seperti rebung dll.). Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan bambu untuk dijual. Akan tetapi sekarang ini banyak orang yang berinovasi dengan membuat tas, vas bunga maupun tempat cucian dengan anyaman bambu.
c. Aspek sistem kepercayaan
Pada masyarakat Jawa bambu digunakan untuk sarana tempat kenduri akan tetapi pada saat ini mulai tidak menggunakannya lagi dan diganti dengan plastik”cething”. Selain itu dalam kehidupan sosial budaya masyarakat bambu menjadi salah satu kelengkapan yang tidak bisa ditinggalkan, misalnya dalam upacara adat, upacara perkawinan, hajatan keluarga bahkan bahan baku bambu menjadi alat musik khas komunitas tertentu.
d. Aspek teknologi
Dalam perkembangannya saat ini aksesori bambu dalam pembuatan perabot rumah tangga dan cindera mata yang bernilai seni tinggi. Seperti tas, sandal yang terbuat dari bambu tak lepas dari peran teknologi yang semakin maju. Manfaat bambu yang tinggi sehingga masyarakat berkreatif untuk menjadikan barang yang menarik dan unik. Sehingga akan memicu para pengrajin bambu untuk menyesuaikan dengan teknologi yang canggih.
Sumber
Tan,Lieke. http://indonesiaforest.net/bambu.html
Di Indonesia jenis bambu cukup banyak, seperti bambu petung, bambu ampel, bambu apus, bambu wulung dan masih banyak jenis lainnya. Dari bermacam jenis tersebut setiap daerah memanfaatkan bambu dengan beraneka ragam dan dapat dilihat dari berbagai aspek:
a. Aspek kesenian
Bambu dapat dimanfaatkan sebagai perlengkapan bagi pentas seni seperti kesenian jatilhan dan ketoprak di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pada kesenian jathilan bambu digunakan untuk bahan membuat kuda-kudaan(jaran Kepang) maupun pembatas tempat pertunjukan dengan penonton. Sebagai alat musik seperti suling dan angklung di daerah Jawa Barat.
b. Aspek ekonomi atau mata pencaharian.
Tanaman bambu baik dalam skala kecil maupun besar mempunyai nilai ekonomi yang meyakinkan. Budaya masyarakat menggunakan bambu dalam berbagai aktivitas kehidupan Pemanfaatan bambu secara tradisional masih terbatas sebagai bahan bangunan dan kebutuhan keluarga lainnya (alat rumah tangga, kerajinan, bahan makanan seperti rebung dll.). Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan bambu untuk dijual. Akan tetapi sekarang ini banyak orang yang berinovasi dengan membuat tas, vas bunga maupun tempat cucian dengan anyaman bambu.
c. Aspek sistem kepercayaan
Pada masyarakat Jawa bambu digunakan untuk sarana tempat kenduri akan tetapi pada saat ini mulai tidak menggunakannya lagi dan diganti dengan plastik”cething”. Selain itu dalam kehidupan sosial budaya masyarakat bambu menjadi salah satu kelengkapan yang tidak bisa ditinggalkan, misalnya dalam upacara adat, upacara perkawinan, hajatan keluarga bahkan bahan baku bambu menjadi alat musik khas komunitas tertentu.
d. Aspek teknologi
Dalam perkembangannya saat ini aksesori bambu dalam pembuatan perabot rumah tangga dan cindera mata yang bernilai seni tinggi. Seperti tas, sandal yang terbuat dari bambu tak lepas dari peran teknologi yang semakin maju. Manfaat bambu yang tinggi sehingga masyarakat berkreatif untuk menjadikan barang yang menarik dan unik. Sehingga akan memicu para pengrajin bambu untuk menyesuaikan dengan teknologi yang canggih.
Sumber
Tan,Lieke. http://indonesiaforest.net/bambu.html
Langganan:
Postingan (Atom)